Mengenal Permainan Congklak (Dakon)
Sejarah Singkat
Congklak, juga dikenal sebagai Dakon, adalah permainan tradisional yang populer di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Permainan congklak diperkirakan berasal dari Timur Tengah sekitar 7.000-5.000 SM, kemudian menyebar ke Afrika dan Asia melalui jalur perdagangan, termasuk ke Indonesia dibawa oleh bangsa Arab. Di Indonesia, permainan ini memiliki banyak nama daerah seperti "dakon" di Jawa dan "mokaotan" di Sulawesi. Asal-usul dan penyebaran Asal-usul Kuno: Permainan ini diyakini salah satu yang tertua di dunia, dengan bukti arkeologis berupa lempengan batu kapur dengan cekungan ditemukan di Yordania yang diperkirakan berasal dari 7.000-5.000 SM. Penyebaran ke Afrika: Dari Timur Tengah, permainan ini menyebar ke Afrika. Penyebaran ke Asia dan Indonesia: Bangsa Arab membawa congklak ke kawasan Melayu, termasuk Indonesia, saat berdagang dan berdakwah. Perkembangan di Indonesia: Seiring waktu, congklak menjadi populer dan dimainkan di berbagai kalangan masyarakat, tidak hanya bangsawan, dengan berbagai nama daerah.
Cara Bermain
- Permainan ini biasanya dimainkan oleh dua orang.
- Papan congklak memiliki 14 lubang kecil dan 2 lubang besar (lumbung).
- Setiap lubang kecil diisi dengan 7 biji (biasanya biji kerang atau plastik).
- Pemain bergiliran mengambil semua biji dari satu lubang dan menyebarkannya satu per satu ke lubang lain searah jarum jam, termasuk ke lumbung miliknya.
- Pemain mendapatkan giliran lagi jika biji terakhir jatuh di "rumah" miliknya, dan bisa mengambil biji lawan jika biji terakhir jatuh di lubang kosong di sisi sendiri, dengan tujuan mengumpulkan biji terbanyak di "rumah" saat semua lubang kecil telah kosong.
← Kembali ke Daftar Artikel